Desain Logo Klub Indonesia
Klub asal Bandung Jawa barat ini memang logonya mengadopsi dari logo milik pemerintah Kota Bandung. Hanya saja terdapat beberapa perubahan seperti dihilangkannya slogan Kota Bandung dan perisai yang dibuat sedikit melengkung.
Skuad berjuluk Maung Bandung ini memadukan warna antara kuning, hijau, putih, hitam, dan biru, saling melengkapi satu sama lain dengan penambahan angka 1933 sebagai pengenal tahun berdirinya klub.
Simbol-simbol sederhana dan bentuk logo Persib merupakan salah satu yang terbaik di antara logo-logo klub eks Perserikatan yang lain.
Klub yang berlaga dikasta kedua kompetisi Indonesia dan sebelumnya bernama Persires Rengat yang berdiri tahun 1962 ini memang bukan klub yang terbilang besar di Indonesia. Namun, Lampung Sakti mempunyai desain logo yang begitu menarik dan orisinil.
Menggunakan desain yang di dominasi warna biru dan dapat berarti klasik atau dewasa, terdapat maskot gajah didalamnya, gajah merupakan hewan paling terkenal di Lampung.
Meski tampak tidak bergairah, gajah tersebut digambar secara detail – tidak asal-asalan. Letak bola di dalam logo tersebut juga pas, di bagian belalai gajah, sebuah bagian tubuh yang biasanya digunakan gajah untuk unjuk kebolehan. Sebuah perpaduan antara tradisional dan modern.
Cilegon United yang saat ini berlaga di Liga 2 juga memiliki disain logo yang bagus dengan kesan elegan dan modern. Pemilihan jenis font dan simbol-simbol yang ada dirasa cocok untuk menggambarkan Cilegon dan sebuah klub sepak bola.
Meski mempunyai makna masing-masing, simbol-simbol yang terdapat di dalam logo tersebut juga mampu bagitu menyatu, mempunyai proporsi yang tidak berlebihan.
Klub asal Sumatera Selatan ini memang melakukan perubahan logo dari yang sebelumnya jauh lebih elegan saat itu juga SFC langsung menjuarai Liga Indonesia. Akan tetapi dalam logo tim berjuluk Laskar Wong Kito ini sekarang terlihat sangat orisinil, elegan dan modern jika dibandingkan dengan logo lamanya.
Dengan memadukan warna emas dan merah hati dalam desain logonya, gambar elang menyatu dengan lingkaran yang mengelilingi simbol Jembatan Ampera. Sesuai dengan tulisannya, “Sumatera Selatan Bersatu Teguh”, elang tersebut seperti menjadi pengayom masyarakat Sumatera Selatan, yang notabene home base Sriwijaya FC.
Sama seperti Persib Bandung dan klub eks Perserikatan lainnya, Persija Jakarta juga menggunakan logo pemerintah daerah. Namun klub berjuluk Macan Kemayoran ini hanya memodifikasinya dengan menambahkan lingkaran, garis putih-oranye dan tulisan Persija.
Dan ternyata modifikasi sederhana itu membuat logo Persija menjadi unik dan simpel jika dibandingkan dengan logo klub-klub berplat merah lainnya.
Pasca terjadi merger antara Persigo Gorontalo dengan Semeru FC yang merupakan klub asal Lumajang Jawa Timur, namanya pun berubah menjadi Persigo Semeru FC dan markasnya berpindah le Lumajang. Logo klub mereka pun diubah menjadi jauh lebih modern dan lebih bagus dari pada logo yang lama.
Terdapat simbol Gunung Semeru, bola, dan daun pisang. Simbol Gunung Semeru berada di tengah-atas, di bawah bola besar (tampak lebih besar daripada gunung) yang mempunyai makna talenta-talenta pesepakbola hebat dari Lumajang. Sementara itu simbol daun pisang berada di sebelah kiri dan kanannya. Kombinasi simbol yang cukup absurd dan ramai, namun di situlah letak menariknya.
Berstatus sebagai klub eks perserikatan, ternyata tak membuat Persis Solo menggunakan logo pemda sebagai logo klub. Namun dalam logo Persis malah terlihat orisinil dan elagan meski sederhana karena hanya mempunyai satu warna dominan yaitu merah.
Gambar lilin yang berdiri tegak di atasnya mempunyai arti bahwa Persis akan selalu menerangi masayarakat Solo dengan semangat yang menyala. Dan gambar 15 bintang yang melingkarinya mempunyai arti bahwa Persis Solo terbentuk dari 15 klub internal di kota Solo.
Dengan memadukan tiga warna putih, biru, dan kuning serta memadukan beberapa unsur dari Yogyakarta membuat logo PSIM Yogyakarta terlihat klasik dan vintage. Unsur Yogyakarta tersebut terdiri dari Tugu yang dibangun oleh Hamengkubuwono Pertama, bola sepak, sepasang sepatu bola, dan sepasang sayap.
Meski melakukan perubahan nama, namun tak membuat Borneo FC merubah logo lamanya yang unik dan memperlihatkan identitas dan ciri khas daerah. Secara sekilas, maskot dalam logo Borneo FC terlihat seperti seekor ikan lumba-lumba, tetapi jika dilihat secara mendalam maskot tersebut sebetulnya adalah ikan pesut, sejenis ikan di air tawar yang mirip dengan lumba-lumba yang berhabitat di Sungai Mahakam. Sebuah logo yang cukup menarik.
Klub sepak bola asal Batam dan berlaga di kasta ke-2 liga Indonesia ini bisa dikatakan sama seperti Borneo FC. Merger antara YSK 757 Karimun dan Bintang Jaya Asahan ini juga menggunakan ikan sebagai simbol utamanya.
Kepri Jaya FC dalam logonya mayoritas menggunakan warna kuning dan biru tua. Namun, di dalam maskot ikannya mereka menggunakan warna yang lebih kompleks, sehingga membuat ikan kakap itu tampak lebih hidup. Sebuah desain logo yang sangat menarik dan mirip logo klub olahraga modern di Amerika Serikat.
Itulah tadi sederet klub Liga Indonesia yang memiliki desain terbaik dengan berbagai macam makna yang terkandung didalamnya.
Untuk Info lebih lengkap silahkan hubungi admin kami di : 0856 0215 4485
klik logo whatsapp untuk live chat
Legalitas ojek daring
Munculnya ojek daring sebagai salah satu transportasi umum juga menuai pro dan kontra dari aspek hukum. Secara tradisional, ojek memang sudah menjadi salah satu pilihan transportasi umum masyarakat di Indonesia meski keberadaannya tidak diakui secara hukum. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ), kendaraan roda dua tidak termasuk sebagai sarana transportasi umum.[69] Karena alasan itulah Kementerian Perhubungan yang pada saat itu dijabat Ignasius Jonan sempat melarang beroperasinya ojek daring pada 9 November 2015, meski larangan itu hanya berlaku selama kurang lebih 12 jam.[70]
Larangan yang tertuang dalam Surat Pemberitahuan Nomor UM.3012/1/21/Phb/2015 itu langsung mendapatkan protes keras dari pengguna ojek daring. Lebih dari 12 ribu orang menandatangi petisi daring untuk memprotes kebijakan Kemenhub tersebut.[71] Presiden Joko Widodo yang mendengar kabar tersebut, memanggil Ignasius Jonan ke Istana. Setelah pemanggilan tersebut, keputusan melarang ojek daring pun dibatalkan.
Menjamurnya penggunaan layanan Gojek di Jabodetabek membuat perusahaan layanan transportasi pemesanan taksi asal Singapura, Grab, juga turut meluncurkan layanan pemesanan ojek yang bernama GrabBike.[72] Layanan tersebut diluncurkan pada bulan Mei 2015.[72]
yang sedang/pernah/akan beroperasi di Indonesia
Hanya berisi nama-nama ojek daring yang sudah dikenal/notable di Indonesia.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: Go-Jek didirikan pada tahun 2010 sebagai perusahaan jasa transportasi berbasis mobile di Indonesia yang menyediakan layanan antar jemput penumpang, kurir, belanja, dan pembayaran secara digital. Go-Jek bermitra dengan pengendara ojek untuk menyediakan layanan tersebut melalui aplikasi seluler.
Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.
%PDF-1.6 %âãÏÓ 211 0 obj <> endobj 226 0 obj <>/Filter/FlateDecode/ID[<7566CE79A0F4004AAED6736B48B79B7C><6D7950B9CB9F064783429CAFD944EA6C>]/Index[211 26]/Info 210 0 R/Length 78/Prev 82934/Root 212 0 R/Size 237/Type/XRef/W[1 2 1]>>stream hÞbbd``b`:$@„1�`}û$˜w‚Xe V/ˆå"JAÜ«D‚´)‰‡5LŒI@#1ÄF� ß endstream endobj startxref 0 %%EOF 236 0 obj <>stream hÞb```¢0ö'üÀÏÀeaàØ æ üdK0Z 0éa}Óå¶F>1³Å&yªLòb`ÚƒÞ>ÀÐ�Z4à4¤×'i^ æ 0*ݤÀoÀvC2A+!ªaRcSk{Ï¥½°&iÆ�v`Oqöý"ÏÀxrÈ ~ ` Ùj7 endstream endobj 212 0 obj <>/Metadata 29 0 R/Pages 207 0 R/StructTreeRoot 35 0 R/Type/Catalog>> endobj 213 0 obj <>/Font<>>>/Rotate 0/StructParents 0/Type/Page>> endobj 214 0 obj <>stream hÞÔ—mkãF€ÿÊ~ìQ‚ö}Wp$nCÚPßå äƒ.‰À/ÁÖÑÞ¿ïÌhwµ’e;q)å0cI³3£™ÝÙÇk)ãLJÏD �Š3ë\+9è”d’{7 •¾4SšLSNHvW|œÍ.ªmýa4ļ¾ÿ¾8ß>Ô«–•V³êå·ºyzn™U²ø¥îFÎwÅå¢zÚ2Ð^®WíÅÅúï»3Ã�1!5Gÿ{¼¬–ÍâûO³jÑ|Ý4ï:]³¨!?i𥤹ª–u1;¿ý|ýéç`Jú›vS·ÏÅÕz³¬¤ºíRÒœ[0}8_=-jÆ‹›¶^~fžóï/5™bÊ›æ¥]oŠ/¡m݇P&Ö�&ã—þºzX?6«§â¶Y�¯¶Mz¾l6Ûvö\mbÕ}pZ¬ä÷*˜ é|ûÚb"óÍ·š2š¯?ˆV3)ºÊS¢ð¶Çöy{'¥…Í|ï~·°Ø’)o™�‰~�Hë'cißéT“3#A+I§1#°ÏŒV#?7ŽäJð5ૺké!S¸:AÏÔ¢ªdÚt÷®ìì ô±¡PºdªL)ÓE |´R÷´T¡#—6oI;Ý’:oIã»–”œs 0èÉy³¬·ìªþ‹]¯—Õê]߉4¤ÿóæìb½xüc~¤#ÝžŽÊnI3jÉ=oEkò�ÎT|ؙҘ‰Î÷¡sžýŸ‚HS@.=c`é-|yÄà à ãÉ�XãÑ阤8Ž÷úæÍI ]æèï-�4&©|I¶x�c¥Ö�->G;x6ÆâP!yP•e¼H‰Q’à¬!p¼æúäî}¸�ãÉUÙ%&€ÆK ;“Ó) L˜“åW Ÿ¹NQÓºPI¦wÏCÄÐ�qò bbh¡ÃLÊQQ0Ù˜ƒÓð¶8æz‡:„ÚÆIu0 ºÏ¬ÓwþÎôb²EKZAj‰L¨�L’ÓD�c²±EÆ‚í“VrBÐ'i,ع¤N˜Š£ËA§$é}FüȾ‘¿vÈ_îNãïQôžzÐþ yO†®ü‘¡«yÏOD Ž ?ÚËVŸÌÜÔœ# 6o)Å`Så!nÊ!l,óÙ&‹vèKÌ"�%6¿¹Ú–‰&„ڀńnj@ùÆ’q#Oý¦@^ùœŒ‘«a>%Þ{܈b¹hw¹X=WˆâF$ì·ô' 7ËÀY,ݦ6ˆºCÀÕF �+v�«³%~sI1ƒìó§é·ûãGîM1ßýjÞî“ÈÛý2>ïªã¼-}Æ[
Spirit Apparel – Desain Logo Klub merupakan lambang yang menggambarkan sebuah ciri khas dari identitas sebuah klub. Logo dirancang kuat dan di desain secara bertahap agar dapat mengkomunikasikan identitas sebuah klub sepakbola yang di dalamnya terdapat sebuah simbol-simbol dan gambar.
Berikut ini adalah 10 logo klub Indonesia yang dinilai memiliki desain terbaik tanpa memandang di kasta mana klub tersebut berkompetisi, finansial klub, besaran suporter, seperti yang dilansir dari Spirit Apparel
Yayasan Anak Bangsa Bisa
Yayasan Anak Bangsa Bisa (YABB) adalah organisasi non-profit yang didirikan oleh Gojek untuk membantu para mitra mereka yang terdampak oleh pandemi COVID-19. Pendanaan untuk yayasan yang mulai beroperasi pada bulan Maret 2020 ini berasal dari sebagian gaji tahunan tim manajemen senior Gojek dan anggaran kenaikan gaji seluruh karyawan Gojek.[64]
Sebuah riset Diarsipkan 2019-11-26 di Wayback Machine. yang dilakukan oleh Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia menyebut Gojek telah memberi kontribusi Rp8,2 triliun per tahun bagi perekonomian Indonesia melalui penghasilan mitra pengemudi. Gojek juga berkontribusi Rp1,7 triliun per tahun bagi perekonomian Indonesia melalui penghasilan mitra UMKM. Penelitian yang melibatkan 3.315 responden di 9 wilayah tersebut menunjukkan rata-rata penghasilan mitra pengemudi mencapai Rp3,31 juta lebih tinggi dari UMK 9 wilayah itu yang hanya Rp2,8 juta.[65]
Gojek telah tersedia di Indonesia, Singapura, Vietnam, dan Thailand secara resmi pada tanggal 25 Juni 2018. Di sisi lain, Gojek kini telah tersedia di 167 kabupaten dan kota di Indonesia,[66] 2 kota di Vietnam dan 14 distrik di Bangkok,[67] Thailand.
Menjamurnya penggunaan jasa Gojek membuat adanya kecemburuan di antara tukang ojek pangkalan. Pada tanggal 9 Juni 2015 seseorang dalam akun Path menuliskan insiden bahwa pengemudi Gojek yang dipesannya diusir oleh tukang ojek pangkalan di Kuningan, Jakarta Selatan yang tidak terima rezekinya dirampas.[68] Dua kali dia memanggil sopir Gojek, dua kali pula pengemudi Gojek lari karena takut dipukuli tukang ojek pangkalan. Akhirnya dia naik ojek pangkalan dengan tarif jauh lebih mahal dibanding tarif sopir Gojek. Sekadar diketahui, tarif ojek Gojek lebih pasti karena ditentukan lewat aplikasi sehingga tidak perlu tawar-menawar.[68]
Gojek (ditulis bergaya sebagai goȷek; sebelumnya ditulis GO-JEK) merupakan sebuah perusahaan teknologi asal Indonesia yang melayani angkutan melalui jasa ojek. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2009 di Jakarta oleh Nadiem Makarim.[3][4] Saat ini, Gojek telah tersedia di 50 kota di Indonesia.[1] Hingga bulan Juni 2016, aplikasi Gojek sudah diunduh sebanyak hampir 10 juta kali di Google Play pada sistem operasi Android,[5] dan telah tersedia di App Store. Gojek juga mempunyai layanan pembayaran digital yang bernama Gopay. Selain di Indonesia, layanan Gojek kini telah tersedia di Vietnam dan Singapura.
Pada 17 Mei 2021, Tokopedia dan Gojek mengumumkan resmi merger dan membentuk Grup GoTo.[6] Nama GoTo sendiri berasal dari singkatan Gojek dan Tokopedia dan juga berasal dari kata gotong-royong.[7]
Gojek didirikan oleh Nadiem Makarim, warga negara Indonesia lulusan Master of Business Administration dari Harvard Business School. Ide mendirikan Gojek muncul dari pengalaman pribadi Nadiem Makarim menggunakan transportasi ojek hampir setiap hari ke tempat kerjanya untuk menembus kemacetan di Jakarta.[8] Saat itu, Nadiem masih bekerja sebagai Co-Founder dan Managing Director Zalora Indonesia dan Chief Innovation Officer Kartuku.[9]
Sebagai seseorang yang sering menggunakan transportasi ojek, Nadiem melihat ternyata sebagian besar waktu yang dihabiskan oleh pengemudi ojek hanyalah sekadar mangkal menunggu penumpang. Padahal, pengemudi ojek akan mendapatkan penghasilan lebih banyak bila terus mencari penumpang. Selain itu, ia melihat ketersediaan jenis transportasi ini tidak sebanyak transportasi lainnya sehingga sering kali cukup sulit untuk dicari. Ia menginginkan ojek yang bisa ada setiap saat dibutuhkan. Dari pengalamannya tersebut, Nadiem Makarim melihat adanya peluang untuk membuat sebuah layanan yang dapat menghubungkan penumpang dengan pengemudi ojek.[10]
Pada tanggal 5 Oktober 2010, Gojek resmi berdiri dengan 20 orang pengemudi. Pada saat itu, Gojek masih mengandalkan call center untuk menghubungkan penumpang dengan pengemudi ojek dengan GoKilat. Pada pertengahan 2014, berkat popularitas Uber kala itu, Nadiem Makarim mulai mendapatkan tawaran investasi. Pada tanggal 7 Januari 2015, Gojek akhirnya meluncurkan aplikasi berbasis Android dan iOS untuk menggantikan sistem pemesanan menggunakan call center.[11]
Gojek pertama kali mendapatkan kucuran dana dari NSI Ventures pada Juni 2015 dengan besaran dana yang tidak dipublikasikan.[12] Pada Oktober 2015, Gojek kembali mendapatkan kucuran dana.[12] Kali ini dari Sequoia Capital dan DST Global yang juga tidak disebutkan jumlahnya.
Pada Agustus 2016, Gojek secara resmi mengumumkan pendanaan senilai US$550 juta atau sekitar Rp7,2 triliun dari KKR, Warburg Pincus, Farallon Capital, dan Capital Group Private Markets dan investor-investor sebelumnya.[13][14] Dengan adanya pendanaan tersebut, Gojek resmi berstatus sebagai unicorn pertama di Indonesia, yaitu startup dengan valuasi lebih dari US$1 miliar. Pada saat itu, valuasi Gojek telah mencapai US$1,3 miliar (sekitar Rp17 triliun).[15]
Pada Januari 2018, Google melalui situs blog resminya mengumumkan bahwa mereka telah memberikan pendanaan untuk Gojek.[16][17] Ini merupakan investasi pertama Google kepada startup di Asia.[18] Kucuran dana tersebut merupakan bagian dari seri pendanaan yang diikuti oleh Tencent, JD, Temasek, dan Meituan-Dianping yang mencapai angka US$1,2 miliar (sekitar Rp16 triliun). Dalam pengumumannya, Google tidak merinci besaran jumlah investasinya kepada Gojek namun sebuah sumber dari Reuters menyebutkan totalnya sekitar 100 juta dollar AS (sekitar 1,3 triliun).[18][19]
Tidak lama setelah Google, pada 12 Februari 2018 Astra Internasional yang merupakan salah satu perusahaan otomotif nasional mengumumkan investasinya kepada Gojek senilai US$ 150 juta atau sekitar Rp2 triliun.[20] Suntikan dana tersebut merupakan investasi terbesar sepanjang sejarah Astra di sektor digital.[21] Pada hari yang sama, Djarum Group melalui PT Global Digital Niaga (GDN) yang merupakan anak usaha perusahaan modal ventura Global Digital Prima (GDP) milik Djarum, juga mengumumkan investasinya kepada Gojek. Dalam pengumuman tersebut. GDN tidak bersedia mengungkapkan berapa dana yang mereka investasikan ke Gojek.[22]
Pada Juni 2020, Facebook dan PayPal turut berpartisipasi memberikan pendanaan untuk Gojek.[23]
Akuisisi dan investasi
Dalam upaya melakukan pengembangan aplikasinya, Gojek mengakuisisi beberapa perusahaan di India dan membuka kantor di Bengaluru, sebuah daerah yang terkenal sebagai "Silicon Valley-nya India".[24] Hubungan Gojek dengan India bermula pada April 2015, saat Gojek menyewa C42 Engineering, sebuah perusahaan rekayasa perangkat lunak selama dua bulan di Jakarta untuk membereskan kekutu (bug) dalam aplikasi mereka.[24] Hubungan ini tercipta berkat Sequoia Capital yang merupakan salah satu investor Gojek.
Februari 2016, Gojek akhirnya mengakuisisi C42 Engineering beserta CodeIgnition, perusahaan pengembangan aplikasi di New Delhi yang sebelumnya juga pernah bekerja untuk Gojek.[25] Kedua perusahaan teknologi ini ditugaskan membantu meningkatkan sistem IT untuk menanggulangi jumlah pengguna yang makin banyak.[26] Pada saat itu, pertumbuhan Gojek melaju dengan cepat. Jumlah pengunduh aplikasinya mencapai 11 juta dengan 200 ribu sopir Gojek. Pada tahun yang sama, tepatnya pada September 2016 Gojek mengakusisi Pianta, sebuah startup lokal di India yang menyediakan layanan kesehatan seperti terapi fisik, perawat, hingga pengumpulan sampel untuk pemeriksaan di laboratorium.[27] Menutup tahun 2016, Gojek mengakuisisi startup keempatnya di India yaitu LeftShift, perusahaan yang bergerak di bidang aplikasi Android, iOS, dan situs internet.[28]
Gojek tidak ingin berhenti hanya sebagai perusahaan transportasi berbasis daring, namun bertransformasi sebagai sebuah perusahaan financial technology (fintech) melalui GoPay.[29] Pada akhir tahun 2016 Gojek mengakuisisi Ponselpay, sebuah perusahaan keuangan milik MVComerce yang telah memiliki lisensi uang elektronik (e-money) dari Bank Indonesia.[30] Gojek membutuhkan lisensi tersebut guna mengembangkan GoPay yang telah mereka kembangkan untuk menjadi e-money.[31][32]
Pada 15 Desember 2017, Gojek mengumumkan akuisisinya terhadap tiga perusahaan financial technology yaitu Kartuku, Midtrans, dan Mapan untuk mendukung ekspansi GoPay di luar ekosistem Gojek.[33] Kartuku merupakan sebuah perusahaan Pemroses Pihak Ketiga atau Third Party Processor (TPP) dan Penyedia Layanan Pembayaran (PSP).[34] Kartuku yang telah mengoperasikan lebih dari 150 ribu alat pembayaran di gerai luring (offline) dan telah bekerja sama dengan sembilan bank acquirer ini, akan difokuskan untuk pengembangan penggunaan GoPay secara luring.[35]
Midtrans adalah salah satu perusahaan penyedia jasa pemrosesan pembayaran secara daring yang telah menjalin kemitraan dengan bank-bank di Indonesia, maskapai penerbangan, retail e-commerce, dan perusahaan-perusahaan fintech.[36] Sementara Mapan adalah jaringan layanan keuangan berbasis komunitas yang memungkinkan penggunanya mencicil barang yang mereka ingin beli dalam katalog barang Arisan Mapan.[34][36] Mapan yang telah tersedia di 100 kota tersebut difokuskan oleh Gojek untuk mengakselerasi inklusi keuangan bagi masyarakat yang belum tersentuh layanan perbankan (unbanked).[37]
Pada 8 Agustus 2017, Gojek mengakuisisi LOKET, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang event management & ticketing.[38] LOKET menghadirkan layanan pemesanan tiket secara daring, sampai menyediakan gelang RFID untuk pengunjung acara.[39] Langkah ini diambil Gojek untuk mendorong perkembangan fitur penjualan tiket bioskop dan acara yang telah mereka miliki melalui GO-TIX.[39]
Pada tahun 2018, setelah sukses berekspansi ke Vietnam Gojek memperluas jaringan bisnisnya ke sektor periklanan. Kali ini, Gojek mengakuisisi Promogo, sebuah layanan pemasangan iklan di kendaraan pada September 2018.[40][41] Pada tahun 2018 pula tepatnya pada bulan Agustus, Gojek mengonfirmasi kehadiran Goventures yang merupakan unit permodalan dari Gojek.[42] Hal ini sama dengan apa yang dilakukan oleh pesaing terdekatnya, Grab, yang telah memiliki Grab Ventures. Pasca mengumumkan kehadiran Goventures, Gojek memberi suntikan dana kepada Kumparan, sebuah startup media daring yang berdiri sejak tahun 2016 dengan nilai investasi yang tidak disebutkan.[43]
Januari 2019, Gojek mengakuisisi mayoritas saham Coins.ph, startup fintech asal Filipina senilai US$72 juta atau setara dengan Rp1 triliun.[44] Coins.ph merupakan fintech berbasis blockchain yang memiliki layanan dompet digital. Mereka telah memiliki lebih dari 100 ribu merchant yang menerima pembayaran via Coins.ph. Juli 2019, Gojek dikabarkan telah menyuntikkan dana sebesar US$5 juta atau sekitar Rp70 miliar pada startup bernama Rebel Foods di India.[45] Rebel Foods merupakan startup "cloud kitchen" yang menjalankan pengantaran makanan dari ribuan restoran.[46] Pasca mendapatkan suntikan dana dari Gojek, Rebel Foods juga dikabarkan akan menyiapkan bisnisnya di Indonesia. Pada September, Gojek menyalurkan dana sebesar US$3 juta atau sekitar Rp42 miliar pada perusahaan fintech Pluang yang sebelumnya bernama EmasDigi.[47]
Pada 24 Mei 2018, Gojek mengumumkan kepastiannya untuk berekspansi ke empat negara di Asia Tenggara yaitu Vietnam, Thailand, Singapura, dan Filipina. Gojek mengaku menyiapkan dana sebesar USD500 juta atau sekitar Rp7,1 triliun untuk memuluskan langkahnya tersebut.[48] Sebulan kemudian tepatnya pada 25 Juni 2018, Gojek memperkenalkan GO-Viet di Vietnam dan GET di Thailand sebagai bagian dari ekspansinya.[49]
Selain tidak menggunakan nama mereknya seperti yang dilakukan Uber atau Grab, Gojek juga lebih memilih menggandeng tim lokal untuk menjalankan layanannya di luar negeri dan memberi kekuatan penuh untuk menetapkan kebijakan sesuai dengan karakteristik masing-masing negara.[50] Namun, mereka tetap mendapatkan dukungan teknologi, pengetahuan operasional, dan pendanaan dari Gojek. Sementara itu, kedua perusahaan tersebut berperan memberikan pengetahuan tentang kondisi pasar lokal.
Pada 12 September 2018, GoViet secara resmi diluncurkan di Vietnam setelah sebelumnya mulai beroperasi di Kota Ho Chi Minh sejak 1 Agustus 2018.[51][52] Pemilihan Vietnam sebagai negara pertama dari rencana ekspansi Gojek bukannya tanpa alasan. Negara ini memiliki jumlah penduduk yang cukup besar yaitu sekitar 107 juta orang dengan penetrasi internetnya sekitar 54%.[53][54] GoViet dipimpin oleh Duc Nguyen yang pernah bekerja pada Uber sebagai International Launcher untuk membantu melakukan riset pasar, menjalin kemitraan, analitik pasokan, integrasi pembayaran, hubungan masyarakat, dan rekrutmen.[55]
Setelah sukses di Vietnam dan Thailand, Gojek mulai memasuki pangsa pasar Singapura. Secara resmi, Gojek memulai debutnya di Singapura pada 29 November 2018 dalam versi beta di wilayah terbatas yang mencakup Central Business District, Jurong East, Pungol, Ang Mo Kio, dan Sentosa.[56] Pada 10 Januari 2019, Gojek resmi beroperasi secara menyeluruh di wilayah Singapura.[57] Di sana, Gojek tidak menjalankan layanan GoRide lantaran Pemerintah Singapura tidak mengizinkan penggunaan sepeda motor untuk transportasi umum.[56] Hingga akhir tahun 2019, Singapura merupakan pasar terbesar kedua Gojek setelah Indonesia yang melayani lebih dari 30 juta perjalanan sejak memasuki negara tersebut.[58]
Gojek mengumumkan kerja sama dengan perusahaan taksi Blue Bird pada Mei 2016.[59] Melalui kerja sama tersebut, Gojek membuatkan aplikasi untuk pengemudi Blue Bird dan mulai Januari 2017 pengemudi Blue Bird bisa menerima pemesanan dari layanan Gocar milik Gojek.[59] Pada Maret 2017, kedua perusahaan tersebut meningkatkan kerja samanya dengan meluncurkan fitur GO-Blue Bird. Melalui fitur tersebut, pengguna bisa langsung memesan taksi Blue Bird di aplikasi Gojek, tidak akan mendapatkan mitra pengemudi lain seperti ketika melalui Gocar. Di Singapura, Gojek juga menjalin kerjasama dengan layanan taksi lokal bernama Trans-Cab.[58]
Pada akhir Juli 2019, Gojek mengumumkan kerja sama dengan Astra untuk melakukan uji coba motor listrik sebagai kendaraan pengemudi Gojek.[60] Langkah ini diklaim sebagai dukungan kedua perusahaan untuk gaya hidup ramah lingkungan. Sebelumnya, Gojek dan Astra juga mengumumkan kerja sama membentuk layanan GO-Fleet yang menyediakan kendaraan baru, layanan perawatan, hingga perbaikan di bengkel resmi Astra bagi mitra pengemudi Gocar.[61] GO-Fleet yang berdiri di bawah naungan PT Solusi Mobilitas Bangsa ini juga melakukan monetisasi melalui iklan pada badan kendaraan Gocar. Mitra pengemudi nantinya akan mendapat insentif dari pemasangan iklan ini. Sementara kompetitor utama Gojek, yaitu Grab sudah melakukan hal ini sejak beberapa tahun sebelumnya melalui kerja sama dengan Stickearn.[62]
Pada 22 Juli 2019, Gojek meluncurkan logo dan cara penulisan korporasi baru. Ikon barunya, yang dijuluki "Solv", melambangkan transformasi Gojek dari menjadi layanan ojek daring menjadi aplikasi super yang menyediakan berbagai cara cerdas untuk menghilangkan kerepotan. Sedangkan brand Gojek yang semula ditulis GO-JEK diganti dengan gojek saja tanpa ada tanda penghubung.
Fokus layanan Gojek tak lagi pada kendaraan roda dua. Inilah yang mendorong perusahaan itu untuk mengganti logonya. Jika dulu mereka menggunakan logo pengendara motor dengan ikon sinyal di atas helmnya, kini Gojek menggunakan logo yang jauh lebih sederhana.
Logo baru bernama Solv ini digambarkan dengan lingkaran tak sempurna dengan titik pada bagian tengah. Nama Solv sendiri diambil dari kata "Solve" yang artinya menyelesaikan. Gojek merasa, ini sesuai dengan misi mereka, yaitu menjadi "aplikasi super" yang bisa menyelesaikan berbagai masalah pelanggan.[63]